Cirebon Raya Makin Dekat, Prof Rokhmin Beberkan Kriteria Gubernur Pilihan

MNAINDONESIA.ID - Di tengah semarak Halal Bihalal Dulur Cirebonan Ciayumajakuning di Territory 32 Bistro, Jakarta, Ahad 27 April 2025, Ketua Umum Dulur Cirebonan, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, melemparkan tantangan sekaligus harapan besar: Provinsi Cirebon Raya tinggal selangkah lagi, maka sosok pemimpin emas, tokoh yang berani, bersih, cerdas, dan terhubung luas pun dibutuhkan. Pernyataan ini sontak menghidupkan percakapan publik, mengundang spekulasi liar: siapakah calon kuat yang dimaksud?
Prof. Rokhmin pun menguraikan tiga syarat mutlak calon gubernur Cirebon Raya: integritas tanpa kompromi, kapasitas ilmiah dan spiritual yang mumpuni, serta jaringan nasional-internasional yang kuat. "Cirebon membutuhkan pemimpin terbaik dari wilayah ini," tegasnya.
Bukan hanya soal kemampuan administratif, tetapi lebih dalam: pemimpin yang mencintai tanah kelahirannya, mampu mengartikulasikan kepentingan rakyat di level pusat, dan memproyeksikan masa depan Cirebon Raya ke peta dunia.
Pernyataan Prof. Rokhmin ini mengundang pertanyaan besar di benak banyak orang: siapa figur muda yang mampu menjawab panggilan zaman ini? Dari Kabupaten Cirebon hingga Kota Cirebon, dari Majalengka, Indramayu, hingga Kuningan, mata masyarakat kini mencari-cari sosok yang diam-diam tengah mengasah diri di balik layar: mungkin politisi muda, akademisi cemerlang, pengusaha progresif, atau aktivis sosial dengan idealisme baja. "Mudah-mudahan banyak tokoh muda bermunculan untuk berkompetisi secara sehat dan profesional," imbuh Prof. Rokhmin, seolah mengisyaratkan bahwa persaingan ini bukan tentang popularitas semata, melainkan kualitas kepemimpinan sejati.
Optimisme ini berpadu dengan kabar besar dari Senayan. Komisi II DPR RI dan Kementerian Dalam Negeri telah mengisyaratkan lampu hijau bagi pencabutan moratorium Daerah Otonomi Baru (DOB). Rapat Dengar Pendapat (RDP) tanggal 24 April 2025 di Gedung DPR RI menjadi momentum bersejarah: Pemerintah didesak menyusun Naskah Urgensi RPP tentang Penataan Daerah. Ini berarti peluang lahirnya Provinsi Cirebon Raya kian nyata, tak lagi sebatas wacana atau mimpi kosong.
Dengan lahirnya provinsi baru, kesempatan memperbaiki tata kelola, mempercepat pembangunan infrastruktur, mengoptimalkan potensi ekonomi lokal, dan memperkokoh identitas kultural Cirebonan semakin terbuka lebar. Tapi semuanya bergantung pada siapa yang kelak duduk di kursi Gubernur Cirebon Raya pertama. Itulah mengapa pencarian sosok yang berintegritas, berkapasitas, dan berjaringan bukan sekadar kebutuhan politik, tetapi soal masa depan generasi mendatang.
Prof. Rokhmin, dengan nada optimis namun penuh kehati-hatian, mengingatkan bahwa Cirebon Raya butuh lebih dari sekadar penguasa: ia butuh visioner. Seseorang yang mampu membangun koneksi strategis ke tingkat nasional dan global, tetapi tetap membumi dengan rakyat kecil. Seseorang yang tak hanya mengumbar janji, tetapi membuktikan lewat rekam jejak. Seseorang yang mampu memadukan ilmu pengetahuan modern dengan nilai-nilai spiritual lokal.
Kini, bola ada di tangan para tokoh muda Cirebon. Siapa berani melangkah, mencatat sejarah baru, dan memimpin Cirebon Raya menuju kejayaan? Satu hal pasti: dari Territory 32 itu, sebuah panggilan telah dilantangkan. Dan rakyat Cirebon Raya menunggu: siapa yang berani menjawab?
What's Your Reaction?






