Prof Rokhmin Paparkan Strategi Hijau Selamatkan DAS Cimanuk–Citanduy

BPDASHL Cimata merumuskan strategi terpadu untuk menyelamatkan DAS Cimanuk–Citanduy dari kerusakan, melibatkan rehabilitasi, agroforestri, digitalisasi, dan pembiayaan inovatif berbasis ekosistem.

Sep 5, 2025 - 07:36
 0
Prof Rokhmin Paparkan Strategi Hijau Selamatkan DAS Cimanuk–Citanduy

MNAINDONESIA.ID - Kondisi DAS Cimanuk–Citanduy kini memasuki fase kritis. Data Badan Pengelola Daerah Aliran Sungai Hutan dan Lahan (BPDASHL) Cimata mencatat lebih dari 40 ribu hektar lahan berada dalam kategori kritis, menyumbang 28 persen dari total luas DAS. Situasi ini diperparah deforestasi, alih fungsi lahan, serta pencemaran air di wilayah hilir, terutama Indramayu dan Cirebon.

Dalam Bimbingan Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Indramayu, Kamis (4/9), Anggota DPR, Fraksi PDIP Prof. Rokhmin Dahuri menekankan pentingnya strategi pengelolaan terpadu berbasis ekosistem.

Menurut Guru Besar IPB University sekaligus pakar kelautan dan perikanan ini, DAS bukan sekadar bentang alam, melainkan sistem hidup yang menopang irigasi, air bersih, hingga keanekaragaman hayati. 

“Hulu rusak, hilir pasti menderita. Banjir, kekeringan, dan konflik air hanyalah sebagian kecil dampak yang muncul,” tegas Prof Rokhmin.

Strategi yang ditawarkan BPDASHL Cimata menekankan empat pilar intervensi utama. Pertama, perencanaan partisipatif lintas sektor dan wilayah. Kedua, rehabilitasi vegetasi serta pembangunan infrastruktur konservasi seperti embung, tanggul, dan sumur resapan. Ketiga, penguatan kapasitas kelembagaan dan masyarakat melalui kelompok tani hutan, koperasi usaha perhutanan sosial, dan forum DAS. Terakhir, pembiayaan inovatif yang melibatkan skema pembayaran jasa lingkungan (PES), CSR, serta green finance.

Kepala BPDASHL Cimata menyebut rehabilitasi lahan kritis seluas 1.750 hektar telah dilaksanakan sepanjang 2024. Program tersebut mengedepankan pola agroforestri, menanam mangga, petai, alpukat, hingga kopi di kawasan Majalengka. Harapannya, selain memulihkan fungsi ekologis, masyarakat sekitar juga memperoleh manfaat ekonomi jangka panjang.

Pemerintah daerah di Garut, Sumedang, Majalengka, Indramayu, dan Cirebon diingatkan untuk memperkuat sinergi lintas sektor. Pasalnya, aktivitas di hulu berdampak langsung ke hilir. “Mengelola DAS tidak bisa parsial. Kita perlu pendekatan hulu ke hilir agar keberlanjutan air, tanah, dan kehidupan tetap terjaga,” ujar Rektor UMMI Bogor itu.

BPDASHL Cimata juga mendorong digitalisasi pemantauan dengan sistem informasi geografis (SIG), e-monitoring, dan dashboard spasial kolaboratif. Langkah ini diharapkan mempercepat transparansi, keterlibatan multipihak, dan akuntabilitas pengelolaan.

Strategi baru ini menjadi harapan untuk menekan degradasi hutan dan lahan yang terus meningkat. Dengan partisipasi masyarakat, dukungan pemda, serta pembiayaan berkelanjutan, DAS Cimanuk–Citanduy diharapkan kembali menjadi ekosistem sehat dan produktif, sekaligus penopang kehidupan jutaan warga di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow