Yaya, Gadis Rancaekek Mengejar Spotlight

MNAINDONESIA.ID - Di tengah hiruk-pikuk kehidupan Rancaekek, Yaya memelihara mimpi besar: menjadi influencer yang bukan hanya terkenal, tapi juga membawa kebahagiaan bagi keluarganya tercinta.
Setiap pagi, ketika matahari baru menyentuh atap-atap rumah di Rancaekek, Yaya sudah bersiap dengan kamera ponsel di tangan. Wajahnya bersinar, bukan hanya karena make up tipis yang ia pulas sendiri, tapi karena semangat yang terus menyala dari dalam dirinya. Gadis muda berusia 19 tahun itu punya mimpi besar—menjadi influencer. Bukan sekadar tampil di layar kaca ponsel, tapi menginspirasi, menembus batas, dan membawa perubahan, terutama untuk orang-orang tercintanya.
Dibesarkan di tengah keluarga sederhana, Yaya tahu betul betapa kerasnya perjuangan orang tuanya. Ayahnya buruh pabrik, ibunya mengurus rumah dan sesekali berjualan gorengan. Di rumah sempit itu, Yaya menyimpan harapan besar. Setiap konten yang ia buat, setiap caption yang ia tulis, selalu punya satu benang merah: kebahagiaan orang tuanya. “Kalau nanti bisa dapet endorse, bisa bantu bayar listrik atau beliin ibu mesin cuci,” ucapnya dengan mata yang berbinar.
Langkah awal Yaya dimulai dari Instagram. Dengan modal kuota hasil patungan dengan temannya, ia belajar membuat konten menarik—dari tutorial make up murah, outfit thrifting yang tetap kece, sampai tips bikin konten ala selebgram Jakarta. Ia belajar semuanya secara otodidak. Gagal berkali-kali? Sudah biasa. Akun di-report haters? Pernah. Tapi semangat Yaya tak pernah padam. “Yang penting terus bikin. Aku percaya, konsistensi bakal menangin lomba,” ujarnya sambil tersenyum.
Teman-temannya sempat menertawakan impiannya. “Emang bisa anak kampung kayak kamu jadi influencer?” Begitu kata mereka. Tapi Yaya tidak marah. Ia justru menjadikannya bahan bakar untuk membuktikan bahwa mimpi siapa pun sah untuk diperjuangkan. Kini, perlahan-lahan, pengikutnya mulai bertambah. Brand lokal mulai melirik. Meski belum besar, tapi sudah cukup untuk membuatnya bisa membeli pulsa sendiri tanpa minta orang tua. Kemenangan kecil yang sangat berarti.
Yaya tak hanya mengandalkan gaya dan kamera. Ia mengasah kepekaan terhadap tren, membaca algoritma media sosial, dan mengikuti berbagai webinar gratis tentang content creation. Bahkan, ia pernah mengikuti challenge 30 hari tanpa absen posting demi menaikkan engagement. Dan itu berhasil. Followers-nya naik 200% dalam sebulan.
Namun, mimpi Yaya lebih dari sekadar ketenaran. Ia ingin suatu hari nanti mendirikan komunitas kreator muda di Rancaekek. Tempat untuk anak-anak muda sepertinya belajar bikin konten positif, menggali potensi, dan berani bermimpi tinggi. “Aku nggak mau jadi satu-satunya yang berhasil. Kalau aku bisa, yang lain juga pasti bisa,” katanya penuh keyakinan.
Mimpi Yaya belum selesai. Ia masih berjuang, masih belajar, masih jatuh dan bangkit. Tapi satu hal yang pasti, langkah kecilnya hari ini sedang membuka jalan untuk masa depan yang besar. Karena di balik ring light dan caption manis itu, ada semangat tulus seorang gadis yang ingin membahagiakan keluarganya—dan mungkin, menginspirasi dunia.
What's Your Reaction?






