Eks Menteri KKP : Kenaikan Harga Beras,Paradoks Pelaku Mafia Pangan

Dewan Pakar MAPORINA dan mantan Menteri Kelautan Perikanan (MenKP) 2001-2004, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, menggambarkan kenaikan harga beras sebagai ironi luar biasa bagi Indonesia, yang notabene adalah negara agraris dengan tanah subur.

Dalam tiga bulan terakhir, negara ini terpaksa mengimpor sebanyak 3 juta ton beras.

"Sangat memalukan dan menunjukkan bahwa kita kekurangan perencanaan. Seharusnya, dengan perencanaan yang baik, kita bisa memprediksi dampak fenomena seperti El Nino," ungkap Prof. Rokhmin Dahuri di Mataram, Senin.

Mendepankan solusi masa depan, ia menekankan pentingnya peningkatan produksi beras di dalam negeri.

Hal ini bisa dilakukan melalui reboisasi, intensifikasi sawah yang ramah lingkungan, dan perluasan lahan di Indonesia.

Dalam konteks ini, diversifikasi spesies padi yang tahan terhadap perubahan iklim menjadi kunci sebelum mempertimbangkan impor beras.

"Sekali lagi, impor harus menjadi prioritas terakhir. Jurus intensifikasi, extensifikasi, dan diversifikasi adalah yang utama," tegasnya.

Prof. Rokhmin Dahuri juga menghimbau pejabat pemerintah yang terlibat dalam mafia pangan yang merugikan petani dan bangsa untuk menghentikan praktik tersebut. "Enough is enough! Kita akan menjadi bangsa yang mandiri dalam hal pangan jika kita tidak berpikir untuk kepentingan pribadi semata." *