Korban Ungkap Modus Pelaku Pelecehan Seksual Merupakan Rektok Nonaktif Universtitas Pancasila

Mar 4, 2024 - 10:26
 0
Korban Ungkap Modus  Pelaku Pelecehan Seksual  Merupakan Rektok Nonaktif Universtitas Pancasila

Korban pelecehan seksual rektor Universitas,Pancasila berinisial DF mengungkap modus Edie Toet Hendratno (ETH) saat melakukan aksi bejatnya. 

Melalui penasihat hukumnya, Amanda Manthovani menjelaskan, kronologi dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh rektor yang kini sudah nonatif itu. Pada 9 Desember 2022 lalu, DF dan R dihubungi sekertaris rektor untuk menemui Edie Toet di ruang kerjanya. Selang berapa lama, R diminta meninggalkan ruangan sedangkan DF ditinggal seorang diri.

"Setelah urusan R humas selesai maka rektor menyuruh R humas dipersilahkan keluar dan tinggal rektor dan DF," ujar dia saat dihubungi, Senin (4/3/2024).

Amanda mengatakan, saat itulah dugaan pelecehan seksual terjadi. Amanda tak merinci bentuk pelecehan secara gamblang, dia hanya menjelaskan "Pelecehan yang dilakukan secara fisik," ujar dia.

Amanda juga menanggapi bantahan yang dibeberkan oleh kubur rektor nonaktif rektor nonaktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno.

"Upaya silahkan saja, proses hukum tetap berjalan," ucap dia.

Rektor nonaktif Universitas Pancasila (UP), Edie Toet Hendratno (ETH) angkat bicara terkait kasus dugaan pelecehan seksual yang dituduhkan kepada dirinya. Ada dua laporan polisi (LP) yang diterima oleh  penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya dengan terlapor ETH.

Edie menuding, laporan polisi (LP) tersebut diduga kuat berhubungan dengan proses pemilihan rektor di Universitas Pancasila.

"Saya cari-cari apa motif mereka itu sebetulnya. Tapi dugaan saya ini karena bertepatan dengan pemilihan rektor di Universitas Pancasila, mereka ingin jadi rektor," kata Edie di Jakarta Pusat, Kamis (29/2/2024).

Edie menjelaskan, dirinya mendapat tawaran dari pihak yayasan untuk memperpanjang masa jabatan sebagai Rektor Universitas Pancasila dalam waktu dua tahun hingga empat tahun ke depan. Hal itu disampaikan pihak yayasan sebelum proses pemilihan rektor berjalan.

"Pernah saya mendengar pimpinan yayasan universitas saya menghitung usia saya dan sebagainya, saya punya pilihan dua tahun atau empat tahun tambah," ujar dia.

Edie kemudian mempersiapkan diri dengan membuat rencana strategis Universitas Pancasila sampai tahun 2029. Bersama timnya, ia pun menyusun buku di daerah Rancamaya, Bogor, Jawa Barat.

"Jadi kalau saya terpilih, besok paginya saya sudah tahu harus berbuat apa. Apalagi saya sudah 13 tahun di situ," ujar Edie Toet Hendratno.

Namun, ternyata muncul kekhawatiran dari banyak pihak bila perpanjangan masa rektor itu terjadi. Ujungnya pun orang-orang itu berusaha menjatuhkan nama baiknya.

"Mungkin mereka enggak suka jadi akhirnya terjadilah seperti ini. Selama dua bulan ini saya mendapat hinaan, cercaan, tuduhan yang sangat tidak beretika dan itu tidak saya lakukan sama sekali. Tetapi memang saya menjadi sasaran untuk kegiatan ini yaitu kegiatan yang sedang berjalan di UP pemilihan rektor," ucap dia.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow