Bersama Dosen UNIMUDA Sorong Papua, Dua Dosen Prodi Matematika FKIP UMC Bahas Desiminasi Hasil APE Berbasis Etnomatika dan Media Pembelajaran ICT

Pembelajarn matematika seringkali dianggap tidak berkaitan dengan aspek kebudayaan, justru pandangan ini mesti diluruskan karena faktanya keduanya sangat erat dan saling mempengaruhi. Dua unsur tersebut dikenal dengan etnomatematika yang merupakan strategi pembelajaran dengan mengaitkan budaya dalam pelajaran matematika.
Hal ini disampaikan oleh Kaprodi Matematika, Sumliyah, M.Pd yang juga pengampu mata kuliah entomatematika di Desiminasi Hasil Alat Peraga Eduktif (APE) berbasis Etnomatematika dan Media Pembelajaran ICT, Senin (4/12/2023).
" Melalui etnomatematika, kita buat pelajaran matematika lebih menyenangkan karena ada gabungan budaya di dalamnya. Bahkan, siswa cendrung termotivasi karena apa yang dipelajari berkaitan dengan latar belakang kultur siswa," ucap Sumliyah.
Adapun jenis etnomatematika yang dikembangkan yaitu budaya jawa barat dan papua dengan konsep matematika yang diintegrasikan pada budaya diantaranya rumah adat, permainan tradisional dan seni.
Selanjutnya, Sumliyah menjelaskan APE berbasis etnomatematika diantaranya klereng yang menjelaskan statistik data tunggal. Bentuk kelereng itu sendiri sudah mengandung unsur matematika yaitu berupa bangun dimensi tiga bola dengan volume, berat, diameter, dan jari-jari tertentu.
Dalam permainan tradisional, kelereng terdapat materi geometri, yakni bola. Selain itu bangun datar berupa lingkaran yang digunakan di tengah untuk menampung kelereng pasangan, termasuk membilang, operasi hitung menggunakan kelereng.
Sumliyah juga mengacu pada Dosen Prodi Matematika UNIMUDA, Suhartini Sumadi, M.Pd dan Dwi Pamungkas, M.Pd yang mengampu mata kuliah etnomatematika mengelaborasi bahwa rumah adat papua (honai), juga memiliki unsur matematika.
Rumah ini hanya memiliki satu pintu tanpa disertai jendela. Secara keseluruhan, tinggi rumah ini hanya mencapai 2,5 meter dan luasnya hanya 5 meter saja. Bentuk atapnya yang kerucut tumpul dimaksudkan untuk mengurangi hawa dingin yang menghampiri rumah dan agar air hujan dapat segera turun tanpa harus membasahi dinding rumah. Atap ini terbuat dari tumpukan daun sagu, jerami kering, atau ilalang.
Ukuran rumah Honai yang sempit bukan tanpa alasan. Pasalnya, rumah ini pada umumnya berada di pegunungan Papua yang memiliki hawa dingin. Karena itulah, rumah ini dibuat pendek dan sempit agar dapat menahan dinginnya hawa di sana. Agar temperatur di dalam rumah semakin hangat, di tengahnya terdapat tempat pembakaran api unggun.
Sementara itu, Desy Lusiyana, M.Pd, Dosen pengampu mata kuliah media pembelajaran memaparkan bahwa Media pembelajaran berbasis ICT (Information and Communication Technology) dapat memiliki dampak positif pada pembelajaran matematika, seperti simulasi, animasi, dan perangkat lunak interaktif, memungkinkan visualisasi konsep matematika yang kompleks.
Menurut Desy, pendekatan ICT membantu siswa untuk lebih baik memahami ide-ide abstrak dan hubungan matematis serta lebih interaktif.
Siswa dapat terlibat langsung dengan materi, menguji konsep-konsep, dan mendapatkan umpan balik secara langsung. Apalagi melalui internet dan perangkat lunak pembelajaran online, siswa dapat mengakses berbagai sumber pembelajaran matematika, termasuk video tutorial, aplikasi matematika, dan berbagai latihan interaktif
Sistem pembelajaran berbasis ICT dapat memberikan data dan informasi real-time tentang kemajuan siswa dalam pembelajaran matematika.
Bagi Desy, guru dapat dengan cepat menanggapi kebutuhan individu dan memberikan bimbingan tambahan.
Dengan memanfaatkan media pembelajaran ICT secara efektif, pembelajaran matematika dapat menjadi lebih dinamis, relevan, dan mendukung pencapaian hasil pembelajaran yang lebih baik.
Paparan kedua Dosen Prodi Matematika FKIP UMC ini adalah bagian dari Program Bantuan Pengembangan dan Penyelenggaraan Pembelajaran Daring Kolaboratif (PDK) Tahun 2023.
Program Bantuan Pengembangan dan Penyelenggaraan Pembelajaran Daring Kolaboratif (PDK) Tahun 2023 Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Tekonologi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
Luar biasanya, Mahasiswa Pendidikan Matematika semester 5 dan 7 serta 71 orang peserta yang terdiri dari Guru SPM, SMA dan SMK & Mahasiswa pendidikan matenatika tampak antusias mengikuti paparan dari dua dosen hebat Prodi Matematika FKIP UMC.
What's Your Reaction?






