UT Medan dan ICE Institute Berkolaborasi dengan APWI Sumut Bahas Perluasan Akses Pembelajaran Terbuka
UT Medan, ICE Institute, dan APWI Sumut bersinergi perluas akses pendidikan digital melalui mata kuliah non-gelar. Kolaborasi ini dorong transformasi SDM Sumut berbasis teknologi.

MNAINDONESIA.ID - Universitas Terbuka (UT) Medan terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung transformasi pendidikan nasional. Kali ini, UT Medan menggandeng Indonesia Cyber Education (ICE) Institute dan Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia (APWI) Provinsi Sumatera Utara dalam diskusi strategis bertema “Perluasan Akses Pembelajaran dan Peningkatan Kompetensi melalui Mata Kuliah Non-Gelar Digital”.
Kegiatan ini digelar secara daring dan menyatukan berbagai pihak penting di bidang pendidikan dan pelatihan, termasuk akademisi dan perwakilan lembaga pemerintahan.
Direktur UT Medan, Yasir Riady, menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan langkah konkret untuk menghadirkan pendidikan yang inklusif, fleksibel, dan relevan dengan perkembangan zaman. “Melalui kolaborasi ini, kami ingin memastikan bahwa akses terhadap pendidikan berkualitas dapat dinikmati siapa saja tanpa batasan waktu dan tempat,” ujar Yasir penuh semangat dalam sambutannya. Ia menegaskan bahwa digitalisasi bukan sekadar tren, melainkan keniscayaan dalam membangun sumber daya manusia unggul.
Menambah pemahaman peserta, ICE Institute yang diwakili Dr. Vivi Indra Amelia Nasution memaparkan bagaimana platform yang mereka kelola menyediakan ratusan mata kuliah non-gelar dari universitas nasional dan internasional. Semua itu dirancang agar bisa dimanfaatkan oleh widyaiswara, ASN, dan masyarakat luas yang ingin meningkatkan kapasitas diri secara mandiri.
“ICE Institute hadir untuk memberikan kemudahan dan fleksibilitas dalam belajar, sejalan dengan kebutuhan pengembangan kompetensi ASN dan tenaga pendidik di era digital,” jelasnya.
Antusiasme juga datang dari Ketua APWI Sumatera Utara, Dr. Suriya Jaya, SH, M.Pd. Ia mengapresiasi inisiatif kolaboratif ini dan menyatakan harapannya agar sinergi ini mampu memberi dampak riil dalam peningkatan kapasitas widyaiswara dan aparatur sipil negara di Sumatera Utara. “Kami sangat mendukung dan berharap program ini berkelanjutan serta mampu menjawab tantangan kompetensi ASN saat ini,” katanya.
Diskusi yang berlangsung tidak hanya berisi pemaparan dan gagasan, tetapi juga dilengkapi dengan demonstrasi penggunaan platform ICE Institute secara langsung. Peserta diajak untuk menjelajahi berbagai fitur, mulai dari cara mendaftar hingga mengakses konten pembelajaran digital yang tersedia. Tak hanya untuk kalangan ASN, masyarakat umum pun bisa memanfaatkan program non-gelar berbasis digital ini secara terbuka.
Kegiatan ini dinilai sebagai langkah awal penting dalam membangun ekosistem pembelajaran digital yang lebih masif di Sumatera Utara. Kolaborasi antara perguruan tinggi, lembaga pelatihan profesi, dan penyedia platform digital menjadi bukti bahwa sinergi lintas sektor mampu mendorong percepatan peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
Harapannya, model kerja sama semacam ini dapat direplikasi di wilayah lain sebagai bagian dari strategi nasional menuju masyarakat pembelajar sepanjang hayat.
What's Your Reaction?






