Cirebon, Bukan Sekadar Konstituen tapi Ladang Pengabdian
Prof. Rokhmin menatap Cirebon bukan sekadar konstituen, tapi tanah jiwa tempat pengabdian berakar. Baginya, Cirebon adalah semesta harapan, ladang karya, tempat rakyat dan pemimpin bersatu menanam mimpi dan menuai perubahan. Bantuan berupa enam unit pompa air 3 inch dan 30 unit hand sprayer adalah wujud cinta tak terkira dari Prof Rokhmin untuk Cirebon.

MNAINDONESIA.ID - Komitmen untuk membangun dari akar rumput bukan hanya slogan bagi Prof. DR. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S. Anggota DPR RI Komisi IV itu kembali menunjukkan keberpihakannya kepada petani dengan menyerahkan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) kepada kelompok tani (poktan) di Kota Cirebon, Kamis (29/5/2025), bertempat di kantor Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Cirebon.
Bantuan berupa enam unit pompa air 3 inch dan 30 unit hand sprayer merupakan hasil perjuangan aspiratif Prof. Rokhmin kepada Kementerian Pertanian. Ini bukan kali pertama ia turun tangan langsung membawa hasil nyata ke tanah kelahirannya.
Sebagai putra daerah, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu terus menjadikan Cirebon sebagai ladang pengabdian, bukan sekadar konstituen.
“Saya ingin petani di Cirebon bangkit, lebih produktif, lebih sejahtera. Bantuan ini bukan akhir, tapi awal kebangkitan pertanian Cirebon,” tegas Prof. Rokhmin yang juga Guru Besar IPB University dan Rektor Universitas UMMI.
Tak hanya memberi bantuan, Prof. Rokhmin hadir membawa semangat transformasi. Ia mendorong petani untuk tak sekadar menggantungkan harapan pada pemerintah, melainkan mulai berani menjadi mandiri dan profesional.
“Petani itu pahlawan. Tanpa mereka, kita kelaparan. Maka, petani harus didukung, diperlengkapi, dan dimuliakan. Tapi mereka juga harus siap berubah—bekerja lebih keras, berpikir lebih jauh,” katanya di hadapan para petani dan pejabat setempat, termasuk Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Cirebon, Fitria Pamungkaswati.
Prof. Rokhmin meyakini bahwa swasembada pangan nasional hanya bisa dicapai bila seluruh daerah bergerak, termasuk Cirebon yang punya potensi besar di sektor pertanian dan perikanan.
“Presiden Prabowo punya visi swasembada pangan. Saya mendukung penuh. Tapi kuncinya ada di bawah. Jika petani Cirebon bisa jadi motor, daerah lain akan ikut. Kita harus buktikan, Cirebon bisa jadi model kemandirian pangan,” tegas Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) ini.
Lebih dari sekadar bantuan, kehadiran Prof. Rokhmin membawa pesan penting: bahwa perubahan tak harus menunggu. Ia membuka jalan bagi sinergi antara pemerintah, akademisi, dan petani. Dalam setiap kata dan tindakannya, terlihat satu hal: Cirebon selalu mendapat tempat khusus dalam perjuangannya.
Dengan alsintan yang kini dimiliki petani, diharapkan proses produksi menjadi lebih efisien, biaya menurun, dan hasil meningkat.
Tapi lebih dari itu, yang ditanam Prof. Rokhmin adalah harapan bahwa Cirebon bisa mandiri, berdikari, dan berdiri sejajar dalam kancah pertanian nasional.
What's Your Reaction?






