Desa Binuan Krayan Tengah di Nunukan, Jadi Saksi Lokasi Pesawat Pilatus Hilang Kontak

Mar 9, 2024 - 14:39
 0
Desa Binuan  Krayan Tengah di Nunukan,  Jadi Saksi Lokasi Pesawat Pilatus Hilang Kontak

Sebuah pesawat jenis Pilatus yang memuat sembako dari Bandara Tarakan menuju Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara, hilang kontak sejak Jumat (8/3/2024) siang.

Ada dugaan pesawat jatuh di tebing gunung wilayah Krayan Tengah, Nunukan, Kalimantan Utara,

Pesawat perintis bernama PK SNE type Pilatus PC6 Smart Air yang hilang kontak itu lepas landas dari Tarakan pukul 08.25 Wita, dan dijadwalkan sampai Bandara Binuang, Krayan, pada pukul 09.25 Wita.

Pesawat membawa sembako seberat 583 kilogram yang masuk dalam program subsidi ongkos angkut (SOA) barang.

Sembako yang diangkut merupakan kebutuhan warga perbatasan RI - Malaysia di Binuang, Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara,

Binuang merupakan sebuah lokasi di Kecamatan Krayan Tengah. Di kawasan Binuang ada 3 desa, yakni Long Mutan, Pa' Milau dan Desa Binuang sendiri.

Perkampungan di Desa Binuang ini dihuni sekira 150-an kepala keluarga (KK) atau sekira 700-an jiwa.

Binuang bagian dari dataran tinggi Krayan yang lokasinya lebih dekat ke Malinau.

Dikutip dari Tribun Kaltara, perjalanan darat dari Binuang ke Malinau ditempuh selama 12 jam, namun kondisi jalannya masih belum memadahi.

Warga yang melintas harus menyeberangi sungai karena beberapa jembatan belum dibangun.

Di Binuang ada satu lapangan terbang cukup representatif yang bernama Bandara ST Padan.

Nama Tipa Padan memiiki sejarah dengan Wakil Gubernur (Wagub) Kaltara Yansen Tipa Padan (TP) yang berasal dari Binuang. Nama Samuel Tipa Padan yang menjadi nama bandara di Binuang tidak lain adalah nama orang tua Yansen Tipa Padan.

Yansen adalah anak dari pasangan Samuel Tipa Padan dan Roslen Betung. Yansen lahirdi Pa'Upan, Kecamatan Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan. Ia lahir di Pa'Upan saat sang ayah bertugas di sana.

Pembangunan bandara S. Tipa Padan Binuang ini mulai dikerjakan oleh masyarakat sekitar tahun 1960-an.

Pembangunan bandara itu diprakarsai Samuel Tipa Padan. Kala itu Samuel muda mengumpulkan orangtua, tokoh masyarakat dan pemuda untuk menyampaikan ide membangun sebuah lapangan pesawat perintis di Kampung Ba Binuang yang sekarang disebut Desa Binuang.

Ide tersebut tak disambut baik oleh sebagian masyarakat karena dianggap tak mungkin membangun lapangan pesawat perintis di desanya.

Namun Samuel muda dan beberapa warga lain terus mengupayakan. Dengan perjuangan berat, lapangan pesawat itu terbangun dan diberi nama S Tipa Padan.

Bandara itu kini bisa didarati pesawat perintis seperti MAF, Susi Air dan Smart Air.

Salah satunya adalah pesawat Smart Air jenis pilatus PK-SNE, yang dikabarkan hilang kontak pada Jumat (08/03/2024).

Pesawat ini bisa digunakan sebagai pengangkut penumpang, maupun barang dengan kapasitas 6 penumpang.

Tribun Kaltara berkesempatan menumpangi pesawat jenis ini Bandara Binuang, beberapa bulan lalu.

Ketika itu, dari Bandara RA Bessing Malinau ke Binuang ditempuh dalam waktu kurang lebih 20 menit. Sementara, info pilot yang menerbangkan pesawat itu dari Tarakan-Binuang dibutihkan waktu kurang lebih sekitar 45 - 60 menit.

Kembali ke Desa Binuang. Desa ini, merupakan kawasan paling ramai di Kecamatan Krayan Tengah dengan mayoritas penduduk merupakan warga Dayak Lundayeh.

Mata pencaharian penduduk, rata-rata sebagai petani dan beras Adan Krayan menjadi andalan komoditi dari desa tersebut.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow