Prof. Herlina: Deep Learning Tingkatkan Kualitas Belajar Siswa
Prof. Herlina menginisiasi pembelajaran mendalam di SDN Untung Jawa 1 sebagai upaya mewujudkan pendidikan berkualitas menuju Indonesia Emas 2045.

MNAINDONESIA.ID - Di tengah tantangan mutu pendidikan yang masih membayangi negeri, Prof. Dr. Herlina, M.Pd menunjukkan dedikasi luar biasa melalui inovasi pembelajaran yang relevan dengan tuntutan zaman. Dalam kegiatan pengabdian masyarakat di SD Negeri Untung Jawa 1, Kepulauan Seribu, yang berlangsung Rabu dan Kamis (25–26 Juni), ia memaparkan pendekatan deep learning sebagai strategi transformatif menuju Indonesia Emas 2045.
Prof. Herlina menjelaskan bahwa pembelajaran mendalam bukan sekadar metode penghafalan materi, melainkan proses membangun pemahaman utuh, mengaitkan pengetahuan dengan pengalaman sehari-hari, serta menumbuhkan kemampuan esensial abad ke-21.
Menurutnya, melalui pendekatan ini, peserta didik lebih aktif berdiskusi, kritis dalam berpikir, dan percaya diri mengemukakan gagasan.
“Pendekatan ini mengajak siswa menyelami konsep secara utuh, menghubungkan materi dengan kehidupan nyata, dan mengasah kompetensi penting seperti berpikir kritis serta kerja sama,” terang Guru Besar Universitas Negeri Jakarta tersebut.
Sementara itu, Kepala SDN Untung Jawa 1, Haerudin, S.Pd menilai metode ini sangat relevan dengan tantangan dunia pendidikan masa kini.
Ia menyatakan, “Kami terus mendorong para pendidik untuk berinovasi dan memosisikan siswa sebagai pelaku utama dalam pembelajaran. Deep learning menjadi metode efektif membentuk pembelajar reflektif dan bertanggung jawab.”
Pendekatan ini sejalan dengan visi Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran berbasis proyek dan penguatan profil pelajar Pancasila. Nilai seperti gotong royong, kemandirian, serta berpikir kritis tumbuh dalam suasana belajar yang lebih bermakna. Tak hanya itu, karakter dan empati juga berkembang secara alami melalui interaksi yang hangat dalam proses belajar.
Kendati memberi harapan besar, implementasinya masih menghadapi hambatan. Banyak guru belum terbiasa merancang kegiatan belajar sesuai prinsip deep learning. Untuk itu, pemerintah daerah menggandeng Universitas Negeri Jakarta menyelenggarakan pelatihan rutin guna meningkatkan kompetensi guru secara berkelanjutan.
Respon dari siswa dan orang tua menunjukkan optimisme. Siswa lebih menikmati pembelajaran karena metode yang digunakan kontekstual dan menantang. Di sisi lain, orang tua mulai menyaksikan perubahan sikap dan cara berpikir anak-anak mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan sinergi dari berbagai pihak, deep learning berpeluang menjadi tonggak baru dalam dunia pendidikan nasional. Jika diterapkan secara masif dan berkelanjutan, pendekatan ini bukan hanya meningkatkan kualitas akademik, tetapi juga membentuk generasi Indonesia yang tangguh, cerdas, dan berkarakter.
What's Your Reaction?






