Ada Makna Filosofis di Balik Rujak Serut UT Medan, Apa itu?
DWP UT Medan gelar demo resep rujak serut tradisional yang hangatkan silaturahmi, lestarikan budaya, dan picu ide bisnis rumahan. UT Medan dukung penuh kegiatan positif ini.

MNAINDONESIA.ID - Di balik serutan buah yang tersaji segar di meja UT Medan, tersembunyi makna filosofis tentang kekompakan. Layaknya rujak serut yang memadukan rasa manis, asam, dan pedas jadi harmoni yang menggugah, kekompakan lahir dari perbedaan yang dirangkul, bukan ditolak. Setiap ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan menyumbang satu rasa—satu energi—hingga tercipta kebersamaan yang mengikat.
Serutan demi serutan bukan sekadar buah, tapi lambang keakraban yang dirajut dalam semangat gotong royong. Di sinilah UT Medan menyatu pada Kamis 1 Mei 2025. Momentum May Day di sertai dengan Hardiknas pada 2 Mei, menjadikan UT Medan di bawah Nahkoda Yasir Riady membuat keberagaman yang bersatu padu, selezat rujak yang disantap bersama dalam tawa dan cerita.
Begitulah kesan yang disampaikan oleh Dwi Rahmadhani selaku Ketua DWP UT Medan dan Sondang Pakpahan sebagai Ketua Harian usai menikmati gurihnya jeruk serutan buatan Ibu-Ibu Dharma Wanita UT Medan.
Dwi menyampaikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Baginya, kegiatan ini bukan hanya soal memasak, tetapi juga tentang menjaga warisan leluhur dan menanamkan nilai kebersamaan.
“Ini bukan sekadar resep, tetapi warisan rasa dan cerita keluarga yang sudah lama menemani kehidupan masyarakat kita. Lewat kegiatan ini, kita ingin anak cucu kita kelak tetap mengenal rasa asli Indonesia,” ungkap Dwi.
"Dari tangan terampil ibu-ibu, hadirlah rujak serut segar yang tak hanya menggugah selera, tapi juga menyentuh hati," tambah Sondang.
Antusiasme para peserta pun terpancar dari tawa renyah yang mengiringi tiap tahap kegiatan. Tak jarang muncul diskusi hangat tentang cara menyajikan rujak agar tampil lebih menarik, bahkan beberapa peserta sudah mulai membayangkan potensi menjual rujak serut ini sebagai produk UMKM yang bisa dikembangkan dari rumah.
“Seru sekali! Selain belajar resep, kami juga bisa saling berbagi tips rahasia agar bumbu makin nendang. Ini bisa jadi ide usaha loh,” celetuk salah satu peserta sambil mencicipi hasil kreasi mereka.
Menanggapi kegiatan ini, Direktur UT Medan Yasir Riady turut menyampaikan apresiasinya. Menurutnya, inisiatif DWP UT Medan ini sejalan dengan semangat UT sebagai institusi pendidikan terbuka yang mendukung pemberdayaan dan pelestarian budaya lokal.
“Kami sangat bangga dengan kreativitas dan kekompakan Dharma Wanita UT Medan. Kegiatan ini tidak hanya mempererat kekeluargaan, tetapi juga menjadi bentuk nyata kontribusi dalam menjaga kekayaan kuliner dan budaya bangsa,” ujar Yasir.
Lebih lanjut, Yasir menilai kegiatan yang digagas oleh ibu-ibu ini membuktikan bahwa di balik kesibukan akademik dan peran domestik, mereka tetap mampu hadir sebagai agen pelestari nilai-nilai tradisional.
Rujak serut bukan hanya hidangan, tetapi simbol rasa cinta pada budaya dan semangat gotong royong yang tak lekang oleh zaman.
Kegiatan ini ditutup dengan santap bersama yang semakin menghangatkan suasana, serta pembagian resep rujak serut ala DWP UT Medan yang dirangkai manis dalam kartu resep khas buatan tangan. Harapannya, kegiatan semacam ini bisa menjadi agenda rutin dengan variasi kuliner tradisional lainnya.
What's Your Reaction?






