Pengabdian Tanpa Batas, UT Medan gandeng USM dan USU

UT Medan, USM, dan USU berkolaborasi dalam PkM internasional berbasis Need Assessment, membangun pengabdian nyata dan berkelanjutan demi masyarakat lokal hingga global.

Apr 23, 2025 - 06:44
Apr 28, 2025 - 06:44
 0
Pengabdian Tanpa Batas, UT Medan gandeng USM dan USU

MNAINDONESIA.ID - Medan kembali mengukir sejarah dalam dunia pendidikan, rabu, 23 April 2025, suasana di Universitas Terbuka (UT) Medan tak sekadar dipenuhi diskusi ilmiah biasa, melainkan atmosfer kolaborasi yang menyala lintas batas negara.

Direktur UT Medan, Yasir Riady mendukung penuh pelaksanaan Need Assessment dalam rangka Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Internasional yang melibatkan UT Medan, Universiti Sains Malaysia (USM), dan Universitas Sumatera Utara (USU).

Yasir menegaskan, "Kami percaya, sinergi antar bangsa dan antar kampus bukan hanya memperluas jaringan akademik, tetapi juga menciptakan dampak nyata bagi masyarakat. Kegiatan ini adalah bukti bahwa kolaborasi lintas negara mampu membangun masa depan yang lebih inklusif."

Tak sekadar formalitas, kegiatan Need Assessment ini menjadi panggung nyata keterlibatan penuh para akademisi. Para dosen, mahasiswa, peneliti, dan penggerak pengabdian dari ketiga universitas turun langsung ke lapangan. Mereka tidak hanya melihat dari jauh, tetapi benar-benar berdialog, mendengar, dan merasakan denyut kebutuhan masyarakat yang sering kali tersembunyi di balik angka-angka statistik.

Dari pendidikan dasar yang masih memerlukan inovasi, pelatihan keterampilan produktif berbasis potensi lokal, hingga strategi memperkuat ketahanan ekonomi keluarga, semua menjadi catatan riil yang akan menjadi dasar rencana aksi ke depan.

Yang membuat kolaborasi ini lebih hidup adalah interaksi lintas budaya yang terjadi. Mahasiswa dan dosen dari USM membawa pendekatan khas Malaysia dalam community engagement, menekankan aspek pemberdayaan berbasis partisipasi aktif masyarakat. Di sisi lain, UT Medan dan USU memperkaya dengan kearifan lokal Sumatera Utara yang kuat berakar pada solidaritas komunitas.

Dari pertukaran ide inilah lahir diskusi-diskusi bernas: bagaimana membangun program pengabdian yang tak hanya menjadi proyek sesaat, tapi benar-benar menjadi investasi jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat.

Kegiatan ini juga menjadi titik balik penting bagi pendekatan pengabdian kepada masyarakat. Jika selama ini banyak PkM berorientasi pada laporan semata, kolaborasi internasional ini menunjukkan pentingnya Need Assessment berbasis realita lapangan. Ada semangat baru yang mengemuka: bahwa pengabdian sejati harus bermula dari mendengar, merasakan, lalu bertindak.

Yasir menambahkan, "UT Medan tidak ingin hanya mencetak lulusan yang unggul di atas kertas. Kami ingin mencetak lulusan yang berpihak pada perubahan, yang paham betul kebutuhan riil masyarakat, dan tahu bagaimana membuat perbedaan."

Semangat kolaborasi ini juga menyiratkan pesan yang lebih besar. Dunia pendidikan tidak lagi bisa berdiam diri dalam menara gading. Ia harus hadir nyata di tengah masyarakat, mengurai masalah, menawarkan solusi, dan membangun masa depan bersama.

Dalam kolaborasi UT Medan, USM, dan USU, dunia menyaksikan lahirnya model baru pengabdian yang lintas batas, lintas budaya, dan lintas generasi.

Momentum bersejarah ini seolah menjadi panggilan bagi seluruh dunia akademik: saatnya bersinergi tanpa batas, bertindak tanpa menunda, dan berkontribusi untuk dunia yang lebih adil, sejahtera, dan berdaya.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow