Smash Impian dari Desa Karangsari

Pelatihan badminton di Desa Karangsari membuka jalan anak-anak desa menggapai mimpi, dengan semangat sportivitas, teknik dasar, dan harapan besar menuju prestasi olahraga.

Apr 13, 2025 - 00:12
 0
Smash Impian dari Desa Karangsari

MNAINDONESIA.ID - Rabu pagi yang biasanya lengang di Desa Karangsari mendadak penuh semangat dan sorak sorai. Di Rumah Bulutangkis desa itu, puluhan anak-anak dengan wajah penuh antusiasme berbaris rapi, memegang raket dan siap beraksi. Mereka bukan hanya datang untuk bermain, tapi untuk belajar. Di sinilah kisah inspiratif dimulai—kisah tentang harapan, ketekunan, dan masa depan yang diasah lewat kok dan raket.

Adalah Dr. Halim Purnomo, M. Pd.I, dosen Magister Ilmu Agama Islam Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang membawa semangat perubahan itu. Melalui program pengabdian kepada masyarakat dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) kampusnya, ia menggelar pelatihan teknik dasar badminton yang menyentuh langsung jantung desa. Didampingi para mahasiswa, tim pelatih membimbing anak-anak dengan sabar, memperkenalkan teknik pegangan raket yang benar, gerakan kaki lincah di lapangan, hingga strategi sederhana dalam pertandingan.

Bukan sekadar pelatihan, kegiatan ini menjelma jadi panggung pembentukan karakter. Nilai sportivitas, disiplin, dan kerja keras ditanamkan dalam setiap sesi latihan. "Kami tidak hanya ingin anak-anak bisa bermain badminton, tapi juga belajar menjadi pribadi yang tangguh dan berjiwa sportif," kata Dr. Halim penuh semangat.

Kepala Desa Karangsari, Edi Sucipto, SP, hadir langsung dan menyampaikan apresiasi mendalam. Baginya, pelatihan ini bukan hanya tentang teknik, tapi tentang masa depan. “Kami menyiapkan anak-anak desa untuk lebih aktif dan percaya diri. Siapa tahu, di antara mereka ada yang kelak mengharumkan nama daerah di tingkat nasional atau bahkan internasional,” ujarnya penuh harap.

Semangat itu terasa nyata. Lihat saja ekspresi para peserta yang tidak berhenti tersenyum. Salah satu anak, dengan polos namun percaya diri, berkata, “Sekarang saya tahu cara pukul yang benar. Saya ingin terus latihan dan menang lomba.” Ucapan sederhana itu seperti angin segar yang meniupkan harapan baru bagi desa ini.

Program ini bukan hanya menyentuh fisik, tapi juga menyulut api mimpi. Di tengah keterbatasan fasilitas dan akses pelatihan di desa, kehadiran program ini menjadi angin perubahan. Desa Karangsari, yang sebelumnya mungkin hanya dikenal karena lanskap indahnya, kini punya peluang untuk dikenal sebagai gudang talenta bulutangkis.

Tak berhenti di sini, harapan besar pun menggantung di langit-langit rumah bulutangkis itu. Para orang tua dan tokoh masyarakat berharap kegiatan ini bisa berlangsung rutin, bahkan membentuk klub desa yang bisa ikut dalam berbagai kompetisi. “Kalau bisa berkelanjutan, anak-anak pasti akan lebih termotivasi dan punya arah jelas untuk berlatih,” kata salah satu warga dengan penuh antusiasme.

Energi yang terpancar dari anak-anak itu seolah menjadi simbol bahwa setiap desa punya potensi besar, asal diberi ruang dan kesempatan. Apa yang dilakukan Dr. Halim dan timnya menjadi bukti bahwa pengabdian akademis bisa benar-benar berdampak. Ia tidak hanya mengajar di ruang kelas, tapi juga hadir di tengah masyarakat, menciptakan perubahan nyata dengan pendekatan yang menyentuh hati.

Dari lapangan kecil di Desa Karangsari, semangat besar itu dikobarkan. Siapa tahu, dari sini akan lahir atlet muda yang kelak berdiri di podium dunia, dengan bangga berkata, “Saya berasal dari desa.”

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow