UNJ dan Nurul Iman Satukan Metode, Spirit, dan Teknologi dalam Riset
Menyatukan semangat ilmu, tradisi, dan teknologi, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Pondok Pesantren Nurul Iman menggelar pendampingan metodologi riset yang sarat nilai, strategi, dan makna keilmuan.

MNAINDONESIA.ID - “Mencari kebenaran adalah tugas manusia di muka bumi tentu menggunakan metode yang tepat,” tegas Prof. Dr. Zainal Rafli membuka kegiatan Pendampingan Pengembangan Metodologi Penelitian yang berlangsung di Yayasan Pondok Pesantren Nurul Iman, Parung.
Ucapannya menghentikan sejenak denyut ruangan yang sejak awal sudah penuh antusiasme. Kalimatnya bukan sekadar petuah akademis, tetapi gema dari keyakinan bahwa riset ilmiah adalah ibadah yang berpijak pada logika dan nilai ilahiah.
Sebagai Guru Besar Linguistik Terapan Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Prof. Zainal menanamkan kesadaran bahwa Al-Qur’an pun secara eksplisit mendorong pencarian kebenaran melalui cara yang ilmiah, terstruktur, dan bertanggung jawab. Hening menyergap, khidmat menjalar, para santri dan dosen muda menyimak bukan hanya dengan telinga, tetapi juga hati yang menyala.
Tak berhenti di sana, kegiatan ini menjadi panggung kolaborasi antara pesantren dan perguruan tinggi. Prof. Dr. Endry Boeriswati, M.Pd., selaku Koordinator Program Studi S2 dan S3 Linguistik Terapan UNJ, memperkenalkan dimensi baru dalam riset akademik.
“Bayangkan Anda berdialog dengan asisten digital yang membantu menguji argumen Anda secara real-time,” ujarnya.
Artificial Intelligence (AI), menurutnya, bukan lagi sekadar alat bantu, tapi mitra strategis dalam membangun riset yang adaptif dan tajam.
Lebih dari sekadar pelatihan teknis, UNJ hadir dengan semangat berbagi dan membangun.
“Kami tidak datang untuk menggurui,tapi untuk berjalan bersama, membangun riset yang berakar pada realitas lokal dan terbuka terhadap dinamika global.” ucapnya.
Komitmen itu diwujudkan dengan menghadirkan Prof. Dr. Ifan Iskandar, Wakil Rektor Bidang Akademik UNJ, sekaligus pakar publikasi ilmiah. Dalam sesi khusus, ia memberikan pelatihan menulis artikel ilmiah yang tidak hanya layak terbit, tetapi juga mengangkat perspektif unik yang lahir dari rahim tradisi dan kedalaman nilai.
“Publikasi bukan sekadar formalitas,tapi bentuk tanggung jawab intelektual kita kepada dunia.” tuturnya.
Peserta kegiatan yang terdiri dari para dosen pesantren, mahasiswa pascasarjana, dan peneliti muda disuguhi pendekatan yang holistik. Mereka tidak hanya belajar menyusun metodologi, tetapi juga membedah struktur argumen, memilih pendekatan linguistik yang tepat, hingga menyesuaikan gaya selingkung jurnal internasional.
Energi kolaboratif yang mengalir selama kegiatan ini seolah menghapus batas-batas institusional. Ruang pesantren menjadi ruang akademik. Teknologi berbaur dengan hikmah tradisi. Manuskrip riset menjadi jembatan antara generasi.
Melalui kegiatan ini, UNJ dan Nurul Iman tak sekadar menyusun agenda riset, tapi menyusun masa depan. Di tengah derasnya perubahan zaman, mereka membuktikan bahwa keilmuan tetap bisa berpijak pada nilai, dan nilai bisa menuntun keilmuan menuju cahaya kebenaran.
What's Your Reaction?






