Wujdukan Indonesia Emas 2045, Prof Rokhmin Paparkan 4 Poin Penting

Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan, Prof Rokhmin Dahuri mengatakan Indonesia sebagai bagian tatanan masyarakat global tentu memiliki visi dan misi membawa negara mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Untuk mewujudkan itu, kata Prof Rokhmin yang merupakan Caleg DPR RI No Urut 1 Dapil Jabar 8 dari PDIP menyampaikan bahwa 4 poin penting yang diyakini bisa membuat Indonesia maju dan berdaulat diantaranaya: negara itu memiliki konsep, sustainable, kolaborasi dan kualitas SDM.
"Syarat suatu negara atau daulah bisa menjadi maju dan makmur dan berdaulat mempunyai konsep yang berkelanjutan, kedua adalah dan konsep itu mohon maaf harus diimplementasikan secara berkesinambungan. Nah problemanya karena di masa reformasi ini, bahasanya setiap ganti presiden ganti menteri ganti Bupati itu berubah. Ibarat membangun istana pasir, tak ada progress itu mungkin atau kelemahan dari reformas. Kemudian syarat kedua adalah bahwa antar komponen wilayah harus ada kolaborasi.Kemudian yang ketiga adalah kualitas sumber daya manusianya. Ini juga pesan buat pesantren bahwa ilmu yang dipelajari tidak hanya soal akhirat tapi juga dunia, harus balanced. Keempat itu SDMnya," ucap Prof Rokhmin di Dialog Kebangsaan Nasional sekaligus Haul ke-93 KH. Muhammad Said, Cirebon, Selasa (16/1/2024).
Lebih lanjut, Ketua Dulur Cirebonan ini juga menyoroti keempat poin diatas yang tidak bisa dipisahkan dari kualitas pemipin masa depan. Terlebih menjelang Pemilu 2024, masyarkat perlu memilih sosok pemimpin yang bisa menjawab 4 poin penting tersebut.
Memilih seorang pemimpin harus didasari banyak hal, mulai dari rekam jejak, berakhlak, hingga gagasan yang ditawarkan bagi kemakmuran bangsa Indonesia ke depan. Namun, untuk sampai ke sana, perlu dilihat pula, sejauh mana calon pemimpin itu terbukti pernah menghadapi berbagai ujian dan tantangan yang pernah dialami bangsa. Hal ini penting karena tantangan ke depan tidaklah mudah.
"Menjelang Februari 2024 ternyata pemimpin itu menjadi faktor penentu, jangan pemimpin yang pemarah dan emosional," tutur Prof Rokhmin.
Guru Besar asli Cirebon Timur ini pun merujuk kategori pemimpin masa depan oleh Imam Al-Ghazali bahwasanya pemimpin yang adil merupakan salah satu dari tujuh golongan yang mendapatkan “tiket khusus” masuk ke dalam naungan Allah, hari di mana tiada naungan selain naungan-Nya.
Ia layak mendapatkan jaminan tiket khusus naungan dari Allah, karena kemampuannya menjadi tempat bernaung dan berteduh bagi semua rakyat. Semua merasakan keteduhan dan kesejahteraan, ketika bernaung di bawah kekuasaannya, lantaran tidak ada kedzaliman dan kelaliman.
Pemimpin adil adalah pribadi yang mampu mengemban amanah, menunaikan tugas dan kewajiban, memberikan hak-hak kepada orang-orang yang semestinya mendapatkan, memudahkan orang-orang yang sedang kesulitan dan kesusahan, serta menegakkan hukum sama rata tanpa pandang bulu kepada semua golongan.
Sejarah membuktikan, banyak bangsa lestari disebabkan oleh karena sikap adil pemimpinnya.
Sebaliknya, banyak bangsa menjadi hancur karena sikap dzalim pemimpinnya.
Potret Ekonomi, Pengangguran dan Demokrasi Indonesia
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,94 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal III 2023. Angka ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni 5,17 persen. Kemudian, jumlah orang miskin di Tanah Air meningkat, imbas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Kenaikan harga beras dan kelangkaan.Pemerintah menargetkan angka 7% tapi faktanya hanya 5%.
Lalu, angka pengangguran terdidik jumlahnya 1,28 juta orang atau 13,2 persen dari total pengangguran yang ada. Pengangguran kalangan terdidik ini berhasil turun secara perlahan seiring dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi. Pada Agustus 2022, jumlahnya berkurang menjadi 832.975 orang atau 9,9 persen dari total pengangguran yang ada. Tapi rasanya, kenaikannya masih sangat kecil.
Lantas bagaimana dengan demokrasi? sejumlah elemen masyarakat memandang praktik demokrasi di Indonesia kian melemah. Pelemahan itu berjalan secara senyap melalui institusi hukum. Karena itu, mereka meminta seluruh elemen bangsa untuk mengawasi segala bentuk kecurangan yang berpotensi terjadi dalam Pemilu 2024 sebagai upaya menyelamatkan demokrasi.
Seruan tersebut disampaikan oleh ratusan orang dari kelompok aktivis, pegiat antikorupsi, tokoh pers, pengajar, hingga guru besar yang tergabung dalam Forum Lintas Generasi.
" Kasus MK menjadi fakta nyata, bagaimana demokrasi mengalami turbulensi," singgung Prof Rokhmin.
Berkaca pada dinamika bangsa yang semakin pelik, Prof Rokhmin menekankan adanya perbaikan yang signifikan yang bisa dilakukan oleh calon pemimpin masa depan.
Guru Besar IPB Universty ini berharap pemimpin masa depan harus memiliki kemampuan eksekusi sehingga mencapai Indonesia Emas 2045.
" Apa yang dieksekusi, tentu keempat poin tadi," tutup Prof Rokhmin.
What's Your Reaction?






